Kamis, 06 Juni 2013



CERPEN CINTA - Kisah kasih di sekolah

Senin Pagi, matahari rendah memantulkan uap yang terjebak dilindungi dedaunan. Hari yang indah dimana hari ini adalah hari pertama siswa – siswi SMA Pertama masuk sekolah setelah menikmati liburan semester. Kasih, seorang siswa cerdas bersiap-siap untuk mengikuti upacara dilapangan sekolahnya. Dengan langkah yang terlalu percaya diri Ia menuruni anak tangga satu demi satu sampai akhirnyaaaa….Ooppss! Kasih terpeleset. Untung sajaada seorang siswa baru bernama Doni yang menolongnya.
“ehmmm..terima kasih ya,” kata Kasih yang wajahnya mulai memerah.
“Oke deh, tapi lain kali kalo jalan hati-hati ya,” kata Doni sambil tersenyum seraya meninggalkan Kasih yang masih terpesona oleh sikapnya.
Tak lama kemudian, upacara pun dimulai. Semua murid mengikuti upacara dengan hikmat dari awal hingga akhirnya. Ditengah Upacara tersebut sang kepala sekolah mengumumkan siswa –siswi yang berprestasi, lagi – lagi nama Kasih terpanggil sebagai juara umum. Sementara itu, Kasih sama sekali tidak sadar bahwa dirinya disebutkan sebagai juara umum,matanya terlalu sibuk mencari sesosok pahlawan yang telah menolongnya ditangga tadi. Sampai akhirnya Rian teman sekelas sekaligus sahabatnya berteriak tepat di depan telinga Kasih.
“Kasiiihhhhh….!” Kata Rian
“apasih yan? Ini tuh lagi upacara, jangan berisik dong!”  sergah Kasih
“Kasih, nama kamu dipanggil kepala sekolah tuh, kamu disuruh kedepan sekarang. Oh iya,  selamat ya jadi juara umum lagi.” Kata Rian agak kesal
“Hah??? Kamu serius?? Beneran kan?” Kata Kasih penasaran
“Iyaa, mana mungkin aku bohong.” Seru Rian
“Yaudah deh, aku kedepan dulu ya. Makasih ya rian .” Kata Kasih dengan wajah gelisah seraya maju kedepan untuk menerima hadiah.
“Hah? Pinter – pinter kok tulalit.” Kata Rian
Bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu istirahat yang telah tiba. Namun Kasih masih berdiam dikelas melihat teman – teman barunya. Tanpa disengaja sorot matanya menuju tempat duduk yang berada dipojok kelas. Kasih sangat terkejut melihatnya, Ia tak menyangka bahwa dirinya satu kelas dengan anak baru yang menyelamatkannya itu.Kasihpun dengan segera menghampiri Doni.
“Haii!” Sapa Kasih
“Eh, Kasih,” kata Doni
“Kok kamu tau nama aku sih?”
“Tadi kan nama kamu dipanggil kepala sekolah karena menjadi juara umum disekolah kan?”Kata Doni
“Iya, emang kenapa?” Tanya Kasih
“Wah hebat ya, Aku nggak nyangka sama sekali bisa sekelas sama orang pinter kayak kamu. Oh iya, kenalin nama aku Doni anak baru disekolah ini.”  Puji Doni
“Oh..Doni. Aku kira Justin Bieber. Abisnya mirip sih, haha.” Tanya Kasih bergairah
“Ah, kamu ada-ada aja. Ehmm..kamu nggak ke kantin? Tanya Doni
“Lah kamu sendiri?”
“Aku kan anak baru belum terlalu hapal dengan tempat-tempat disekolah ini. Nanti kalo aku ke kantin terus aku lupa jalan kekelas gimana?” kata Doni
“kamu itu kayak anak kecil ya. Nggak akan kesasar kok, kan ke kantinnya sama aku, yukkk!” ajak Kasih
“Hah? Serius? Yaudah deh yuuk!” Kata Doni yang langsung berjalan menuju kantin bersama Kasih.
Hari Senin pun berlalu, hari selasa pun hadir mengiringi Kisah Kasih antara Doni dan Kasih disekolah. Pukul 06.10, Kasih sampai dikelas. Dengan sikap yang gelisah, ia pun langsung berlari menuju tempat duduk Doni dan segera minta maaf karena dirinya tak bisa membalas sms dari Doni karena pulsanya yang habis. Tanpa berfikir panjang, Doni pun langsung memaafkan Kasih. Namun yang paling mengejutkan bagi Kasih adalah Doni mengajaknya menonton film terbaru sepulang sekolah. Meskipun terkejut kasih menerima tawaran itu dengan senang hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, Kasih menunggu Doni yang sedang memesan tiket untuk menonton film. Tanpa disengaja, Kasih dan Doni bertemu dengan teman – teman sekelasnya yaitu Rian, Fitri, Maya dan Budi yang juga ingin menonton film.
“Kasih, Dani! Kalian berdua kok ada disini?” Tanya Fitri yang curiga
“Ini kan tempat umum, terserah kita dong.” Kata Kasih
“Hei, kita juga tahu ini tempat umum. Tapi ngapain kalian berduaan nggak ngajak kita? Wah, ada hubungan gelap nih?” kata Rian menggoda
“eh, kita sebarin yuk ke temen – temen yang lain kalo Kasih sama Doni ada hubungan gelap?” kata Maya
“Ih, hubungan gelap apaan sih? Ada – ada aja deh .” kata Kasih membantah
“Pokoknya Doni sama Kasih punya hubungan khusus. Aku akan tetap sebarin ke yang lain ah.” Kata Maya memaksa
“Sebarin apaan sih?” kata Doni ikut membantah
“kalo ngga mau kita sebarin, bayarin kita nonton dong don.” Kata Rian
“Iya, Bayarin! Bayarin! Bayarin!” kata Rian, Fitri, Maya dan Budi serempak.
“Ih, berisik! Iya, iya, kalian semua aku bayarin.” Kata Doni
“Horeeeee…” kata semuanya serempak
Akhirnya Kasih dan Doni pun gagal untuk nonton berdua. Dengan wajah yang agak murung, Kasihpun menerima semuanya dengan tangan terbuka.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Anak – anak SMA Pertama pun bergegas untuk pulang. Seperti biasa,  Kasih pulang bersama dengan Maya. Diperjalanan berdua saling berbincang – bincang.
“kas, Sebenernya kamu suka nggak sih sama Doni?” Tanya Maya Penasaran
“Apaan sih may?” kata Kasih
“Udahlah juju raja. Aku tuh udah tau dari sorot mata kamun kalo kamu lagi liat dia.” Ujar Maya
“Nah, itu udah tau!” kata Kasih
“Oo, jadi emang bener nih?” kata maya semskin penasaran
“he..he.. tapi Kamu jangan kasih tau siapa – siapa ya! Kecam Kasih
“iya, iya. Kamu tau nggak sih kalo Doni kan juga suka sama kamu!” Kata Maya berbohong
“Hah? Kamu serius?” Kata Kasih penasaran
Kejadian yang sama dialami oleh Doni.  Secara tiba – tiba Rian langsung menyambar Doni dari belakang. Tanpa rasa ragu, Rian pun menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Maya.
“Kamu suka sama Kasih ya? Jujur aja deh. Tenang aja aku nggak bakal bilangin deh.” Ujar Rian memaksa
“ehmm.. Gimana ya? Aku emang suka sih sama Kasih.” Kata Rian
“yaudah, kalo gitu langsung aja tembak si kasih. Lagipila kan kalo kalian jadian aku bisa dapet PJ.” Kata Rian

                “Apatuh PJ?” Tanya Doni
“Kamu norak ah, PJ aja nggak tau. Pj itu pajak jadian, jadi kalau kalian pacaran, kalian harus bayar pajak ke kita – kita. Ngerti?”Jelas Rian
“Mendingan nggak usah jadian deh.” Ujar Doni
“Eh, nggak boleh gitu dong. Cinta itu nggak boleh dipendam, nanti bikin penyakit tau! Lagipula Kasih juga suka kok sama kamu.” Kata Rian
Keesokan paginya, Doni langsung mengajak Kasih keluar kelas untuk membicarakan sesuatu.
“Kasih, emangnya kamu suka sama aku ya?” kata Doni
“hah? Kata siapa? Pasti si maya. Ehmm, Memangnya kamu juga suka sama aku ya?” Tanya Kasih
“Bukan kata maya kok. Tapi kamu tau dari Rian ya?” ujar Doni
“Jadi bener Don kamu suka sama aku?” Tanya  Kasih penasaran
“Ehmm.. iyasih ! tapi memangnya kamu suka sama aku juga?” Tanya Doni
Kasih pun menganggukan kepalanya.
“iya? Yang bener? Baguslah. Tapi nani kita bakalan kena PJ. Bangkrut deh aku.” Sambung Doni
Kasih dan Dani pun akhirnya hidup bahagia sebagai sepsang kekasih. Menskipun mereka merasa bangkrut karena harus mentraktir teman – temannya.


Cinta Sejati
Karya Wahyu Pangestu Gusti




Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu? Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki oleh semua orang? Cinta yang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang terus menerus melolong dihatiku.
***

Kupandangi bingkai biru di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum menatap benda yang ada didalam bingkai itu.

Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku merobek buku catatanya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.


Dia bukan artis. Dia adalah siswa tampan dan cerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar dalam bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik bagi para kaum hawa, termasuk aku. Tapi, bisa dibilang, aku tidak terlalu menunjukkan diri bahwa aku menyukainya. Terbukti. Aku tidak pernah menyapa ataupun menegurnya. Aku menyukainya lewat diam.

Bahkan, robekan catatan PKN itu aku ambil diam- diam untuk kenang- kenanganku karena aku tahu dia akan melanjutkan study ke L.A.

Aku kembali tersenyum manis saat melihat robekan catatan itu. Orang bilang, apapun itu, jika memang jodoh, maka dia akan kembali lagi dan lagi. Dan aku percaya dia akan kembali kulihat.

Aku mengeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk- peluk dan kubelai. Ku ajak tertawa dan tersenyum.

Gila. Konyol memang. Setelah puas dengan kegiatanku itu, aku meletakkan kertas itu di atas meja belajarku. Dan...
Syuuuut...
Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar jendela dan jatuh dipekarangan. Dengan sigap aku keluar rumah dan mengejar kertas itu. Itu adalah satu- satunya milikku yang mampu membuatku mengingatnya.

Saat aku hampir mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauhiku. Argh! Angin ini! Batinku kesal.

Aku kembali mengejar kertas itu. Dan saat aku hampir mendapatkannya kembali...
"Argh!! Sial banget sih?! Malah keinjek lagi!" seruku kesal saat tahu kertas itu di injak seseorang. Orang itu mengambil kertas yang ada di injakannya itu. Aku masih menatap jalanan berdebu dengan kesal.
"Jadi, daritadi kamu ngejar kertas ini ya?" ucap orang itu. Suara bariton yang ku kenal. Ku tengadahkan kepalaku menatap wajah dari si pemilik suara.

DEG!!!
Di... Diakan? Diakan pemilik kertas itu sebenarnya? Vigo. Cowok tampan, keren dan pintar itu... Bagaimana bisa?
"Ma... af. Aku ngerobek kertas itu...."
"gapapa kok Dina. Beneran deh gapapa. Karena, aku juga udah foto kamu diam- diam waktu itu." akunya padaku. Dia... Tau namaku?
"foto?! Diem- diem?"
"Lebih baik, kita nostalgianya ditaman aja deh." ucapnya sambil menarik tanganku ke taman.
***

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Fotoku ada dalam dompet Vigo?
"Aku dulu suka banget sama kamu Dina. Karena, kamu itu satu- satunya cewek yang gak pernah negur aku. Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum.
"Dulu, aku berharap bisa kenal dan pacaran sama kamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah gemetaran, apalagi ngobrol sama kamu..." ucap Vigo lagi. Lalu dia menatap robekan kertas itu.
"Aku tau kok, kamu ngerobek kertas ini. Cuma aku pura- pura gatau aja. Aku seneng banget waktu kamu robek kertas ini. Karena itu artinya, kamu juga suka sama aku. Iyakan?" ucapnya yang membuatku tersipu malu.
"Ikh... Kok diem aja?" ujarnya sambil mencubit pipiku pelan.
"aku bingung mau ngomong apa..."
"Kamu percaya mitos True Love gak?"
"True Love? Emang ada?" tanyaku.
"mulanya, aku juga gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Love aku udah aku temuin lagi. Aku suka kamu." ucapnya sambil natap bintang.
"udah jam 12 belom?" tanyanya.
"udah. Udah jam 12 tepat."
"Happy Birthday Dina :). Will you be My True Love?"

Apakah dia menyatakan perasaannya. Tanpa sadar, aku mengucapkan
"yes. I will."
***